harianarif.blogspot.com/KKM |
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Setiap masyarakat
dimanapun berada, baik di desa maupun di kota, secara pasti akan dihadapkan
pada dinamika sosial yang begitu kompleks. Dari dinamika itulah kemudian timbul
permasalahan-permasalahan sesuai kondisi yang menyelimutinya.
Permasalahan-permasalahan yang ada tentunya akan diupayakan untuk diselesaikan
oleh masyarakat tempat permasalahan itu timbul. Dengan cara seperti inilah
kehidupan masyarakat akan mengalami dinamika menuju perubahan dan kemajuan yang
dicita-citakan. Jadi, masyarakat senantiasa berubah dan berkembang sesuai
dengan dinamika sosial, termasuk dibidang Pendidikan, Keagamaan, Prasarana
Fisik, Peningkatan Produksi, Sosial Budaya, Kesehatan Masyarakat dan
sebagainya.
Dalam proses perubahan
dan dinamika sosial, tentunya akan melibatkan setiap unsur yang ada di
masyarakat, baik warga biasa, guru, petani, tokoh agama, perangkat Desa, dan
lain-lain. Dari sini kemudian terjadi interaksi yang intens yang disertai
dengan penyampaian pemikiran atau pendapat secara terbuka. Dalam jangka waktu
yang panjang, proses ini kemudian menghasilkan suatu keputusan ataupun
pemecahan kolektif yang berguna bagi masyarakat itu sendiri.
Dalam konteks
pendidikan untuk kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Takwa (IMTAK) dalam masyarakat, proses perubahan dan dinamika
sosial yang dimaksud sangat penting sekali untuk diupayakan. Sebab, adanya
dinamika sosial mengindikasikan adanya kesadaran untuk berubah dan maju sesuai
dengan tuntutan yang diinginkan. Terlebih lagi bahwa perubahan dan dinamika itu
terjadi karena kehendak dan dorongan masyarakat. Artinya, masyarakatlah yang
berperan cukup dominan dalam proses perubahan itu. Oleh karena itu, perubahan
tersebut harus selalu mempertimbangkan potensi dan tradisi yang ada di masyarakat.
Dalam hal ini, penguatan masyarakat melalui pemberdayaan adalah salah satu
upaya yang perlu diwujudkan.
Di lingkup perguruan
tinggi (dalam hal ini Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon) dan pemerintah daerah
(dalam hal ini kabupaten Cirebon) merupakan instansi Negara yang mendapat
mandat sekaligus ikut berpartisipasi
dalam bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan proporsinya.
Khusus untuk perguruan tinggi, untuk mewujudkan hal itu salah satunya adalah
dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat, yang mana merupakan bagian misi
Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Pengabdian kepada
masyarakat tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didasari dengan
semangat penelitian dalam rangka membantu dan memecahkan masalah yang dihadapi
oleh masyarakat. Dalam hal ini, keterlibatan perguruan tinggi (melalui
mahasiswanya) adalah sebatas peneliti, motivator dan fasilitator. Adapun posisi
masyarakat adalah tetap sebagai pelaku dan penggerak perubahan itu sendiri.
Dengan adanya proses dan hubungan seperti ini, diharapkan masyarakat akan mampu
menyelesaikan masalah pembangunan terutama dalam bidang pendidikan yang ada
diwilayahnya.
Secara factual, program
pembangunan termasuk pembangunan Desa untuk
terciptanya sebuah perubahan ke arah yang lebih baik selama ini sudah
berlangsung cukup lama. Namun, bila ditinjau ulang, program pembangunan yang
dijalankan selama ini tidak lepas dari berbagai kritik. Kritik tersebut
berangkat dari kenyataan dilapangan bahwa proses pembanguna tidak mampu
memberikan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Kritik terhadap proyek pembangunan ini banyak
ditunjukan kepada metodologi yang tidak ‘memanusiakan manusia’. Metodologi
konvensional yang selama ini diterapkan bertumpu pada paradigma bahwa perubahan
itu hanya bisa dilakukan oleh kelompok intelektual dan professional. Sedangkan
kelompok masyarakat terisolasi (seperti kelompok petani) dianggap tidak mampu
melakukan rekayasa perubahan. Hal itu terlihat dari cerita beberapa warga yang
mengeluhkan bahwa betapa mahalnya biaya melanjutkan sekolah ke SMP dan SMA
dengan adanya program Sekolah Berstandar
Internasional (SBI). Menjadikan sekolah bermutu hanya milik orang-orang kaya.
Berdasarkan hal ini, pihak perguruan
tinggi mencoba menjalankan program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) bagi para
mahasiswanya untuk membantu memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi
oleh masyarakat. Seperti anak yang tidak mampu melanjutkan sekolah umum kita
arahkan ke sekolah kejar paket A, paket B, dan paket C. keterlibatan mahasiswa
sendiri dalam proses ini adalah sebagai fasilitator.
B.
Hasil
Survey
1.
Tujuan
Umum
a.
Terwujudnya integritas dan sumbangsi PTAIS
dalam memecahan masalah keagamaan maupun kemasyarakatan.
b.
Mendewasakan alam pikiran mahasiswa sebagai
calon sarjana pendidikan Islam untuk menjadi pembaharu pendidikan (inovator),
pemecah masalah (problem solver) dan pembimbing keagamaan (religius counselor).
c.
Membantu pemerintah dalam mensukseskan semangat
pembangunan otonomi daerah serta persiapan kader-kader pembangun desa.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan
improvisasi dan inovasi dalam penbangunan masyarakat.
b.
Memberikan pengalaman belajar dan bekerja
secara langsung kepada mahasiswa dalam menghadapi berbagai persoalan yang
kompleks, melalui proses partisipatif sehingga dapat membantu masyarakat dalam
menemukan cara menghadapi permasalahan sosial, keagamaan dan pendidikan yang
mereka hadapi.
c.
Mengembangkan potensi mahasiswa sesuai dengan
bidang keilmuannya kearah peningkatan kemampuan dan profesinya yang
dilaksanakan secara mandiri dan kolektif.
d.
Memberdayakan pembangunan masyarakat dalam
meningkatkan SDM sesuai dengan tuntutan dinamika pembangunan dan perkembangan
IPTEK.
e.
Mengupayakan pembangunan masyarakat kearah
terciptanya masyarakat yang dinamis yang siap menempuh perubahan menuju
perbaikan dan kemajuan yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan sosial budaya
(sosiokultural) yang berlaku.
f. Mengupayakan pembinaan pranata dan meningkatkan
keahlian masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan
kemandirian.
g.
Melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa dengan
bekerja sama antara disiplin ilmu.
3.
Tujuan Institusional
a. Memberikan kontribusi bagi pembangunan tiga
aspek yaitu: pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat.
b. Memberikan kepekaan sosial civitas akademika terhadap
perkembangan dan persoalan yang terjadi dimasyarakat
4.
Hasil
yang Diharapkan
Melihat
dari banyakan masalah-masalah yang ada diharapkan bisa dipecahkan dengan adanya
kegiatan KKM ini. Setidaknya para mahasiswa bisa memberikan kontribusi dalam
memecahkan masalah-masalah yang
ditemukan dengan pemikiran-pemikirannya.
5.
Fasilitator
dan Partisipan
Peserta kuliah kerja mahasiswa (KKM) STAIC tahun
akademik 2012/ 2013 adalah sebagai fasilitator dan sekaligus partisipan terdiri dari segenap mahasiswa program studi Tarbiyah-
PAI yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan panitia dan dosen-dosen yang ditunjuk sebagai Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) yang tugasnya sebagai pembimbing mahasiswa KKM ketika
terjun dilapangan. Adapun DPL dan peserta KKM kelompok kami ditugaskan di Desa Bojong wetan Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, DPL nya adalah Bapak Abdul
Azis, M.Ag. Peserta KKM terdiri dari 18 Mahasiswa diantaranya adalah :
NO
|
NAMA
|
NIM
|
NO. TLPN
|
1.
|
A H G
|
09.01.0074
|
085724070908
|
2.
|
ANTON
|
09.01.0055
|
081909885777
|
3.
|
ASEP IMANUDDIN
|
09.01.0056
|
087728882899
|
4.
|
LUKMANUL HAKIM
|
09.01.0163
|
087729637973
|
5.
|
MOCHAMMAD RUSMAN
|
09.01.0814
|
087729880117
|
6.
|
RIDWAN
|
09.01.0081
|
085295969701
|
7.
|
M. JA’FAR
|
09.01.0113
|
087829834700
|
8.
|
M. NASIR HANIF
|
09.01.0636
|
081802380280
|
9.
|
AGUS ALI
|
09.01.0626
|
089876677277
|
10.
|
SUNANTO
|
09.01.0020
|
089660708864
|
11.
|
SUTINA
|
09.01.0089
|
083824821169
|
12.
|
DIAN ROHDIANA
|
09.01.0058
|
081909970099
|
13.
|
KOMARIYAH
|
09.01.0108
|
085624286500
|
14.
|
HAMIDATUSSA’DIYAH
|
09.01.0630
|
082126500975
|
15.
|
YUYUN YUNINGSIH
|
09.01.0809
|
085794158098
|
16.
|
UMROH
|
09.01.0097
|
081320462487
|
17.
|
SITI ROMLAH |
09.01.0084 |
087829681741
|
18.
|
NISFATUSAHRIYA
|
09.01.0817
|
085294410500
|
Sedangkan
yang menjadi Partisipan itu sendiri adalah masyarakat Desa Bojong wetan, yakni
seluruh elemen masyarakat yang ada di desa Bojong wetan, mulai
anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua. Diantaranya adalah Bapak Kuwu Desa Bojong wetan Tarja’i, beserta perangkat desa
lainnya dan lain-lain.
6.
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan KKM ini
dilaksanakan dari tanggal 04 Maret sampai dengan tanggal 05 April 2013, yang
dilaksanakan pada setiap hari senin s/d minggu atau selama jangka waktu 31 hari
(satu bulan). Lokasi yang menjadi tujuan adalah bertempat dikabupaten Cirebon.
Adapun kelompok kami berlokasi di Desa Bojong wetan
Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon.
7.
Proses
Pelaksanaan
Tiga puluh satu hari
adalah waktu yang disediakan untuk dapat menggali data tentang Desa Bojongwetan.
Permasalahan-permasalahan yang ada harus bisa ditarik akar masalah dan dampak
yang akan berakibat dari hal-hal yang ada tersebut
Hal yang pertama kami
lakukan dipekan pertama adalah silaturahmi ke rumah tokoh-tokoh masyarakat
seperti sesepuh desa dan Ketua Rw dan Rt. Selain itu, untuk menghimpun data
dari masyarakat kami melakukan penelusuran wilayah. Data-data yang kami
kumpulkan tersebut akan menjadi bahan pralokakarya lokasi, dan lokakarya
wilayah.
Setelah menghimpun
data, kami dibantu warga memutuskan beberapa permasalahan yang akan diangkat
pada lokakarya lokasi. Ketika lokakarya lokasi data tersebut diperbaiki oleh
masyarakat. Dari beberapa masalah itu kami mulai menganalisis masalah mana yang
harus kita lakukan aksinya terlebih dahulu. Selain mempersiapkan aksi kami juga
masih menyebar keseluruh sudut Dusun
1
untuk melengkapi data. Seperti keluhan masyarakat tentang mahal biaya
pendidikan yang kami arahkan untuk mengikuti sekolah kejar paket, atau melatih
ketrampilan untuk dapat mengembangkan
bakat dan potensi diri.
Selain penelitian dan penghimpunan data
masalah, kami juga menyempatkan diri untuk mengabdi kepada masyarakat khususnya
di bidang pendidikan dan keagamaan, seperti mengajar anak-anak dan mengikuti
pengajian rutin setiap hari Minggu
di masjid Bojongwetan.
C. Prioritas Program
Prioritas Program KKM kelompok kami
adalah “MENINGKATKAN
POTENSI GENERASI MUDA DI DESA BOJONGWETAN MELALUI IMPLEMENTASI BIMBINGAN
BELAJAR DAN KEAGAMAAN”
. Dalam hal ini kami mengutamakan Pendidikan Agama Islam dan mengadakan
Bimbingan Belajar (Bimbel) khususnya ditunjukkan untuk Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adapun pelaksanaannya bertempat di Posko KKM
STAIC.
Karena pada
umumnya kesadaran anak-anak akan pentingnya Pendidikan
Agama Islam masih kurang. Oleh karena itu diperlukan peran penting Orang Tua
untuk mewujudkannya. Dengan program ini kami berharap :
1.
Terwujudnya generasi-generasi muda
yang berakhlakulkarimah.
2.
Agar anak-anak mengenal dan faham
tentang baca tulis Al-qur’an
3.
Megetahui sejarah awal Islam melalui
media film.
4.
Menumbuhkan rasa kebersamaan antar
warga
D. Jadwal Kegiatan
Adapun Jadwal Kegiatan KKM Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon Tahun
Akademik 2012-2013 sebagai berikut :
NO
|
NAMA
KEGIATAN
|
WAKTU
|
I
|
PERSIAPAN:
|
|
1. Sosialisasi
kegiatan KKM
|
Ahad, 24 Februari 2013
|
|
2. Inventarisasi
lokasi dan peserta KKM
|
Selaasa, 26 Februari 2013
|
|
3. Evaluasi
program kerja panitia KKM
|
Ahad, 3
Maret 2013
|
|
II
|
PELAKSANAAN KKM:
|
|
1. Pembukaan,
pembekalan, dan pelepasan peserta KKM
|
Senin, 4 Maret 2013
|
|
2. Kegiatan
supervisi I
|
Ahad, 10 Maret 2013
|
|
3. Kegiatan
supervisi II
|
Ahad, 17 Maret 2013
|
|
4. Kegiatan
supervisi III
|
Ahad, 24 Maret 2013
|
|
5. Rapat
persiapan lokakarya tingkat kabupaten hasil KKM dan penutupan KKM (ketua
panitia, tiem ahli dan sie seminar)
|
Selasa, 26 Maret 2013
|
|
6. Lokakarya
tingkat Kecamatan
|
Sabtu, 30 Maret 2013
|
|
7.
Lokakarya tingkat Kabupaten dan penutupan KKM
|
Senin, 8 April 2013
|
|
III
|
KEGIATAN
AKHIR/ PELAPORAN
|
|
1. Pembagian
sertifikat kepada peserta, pembimbing, panitia, nara sumber, pembahas/
pembanding dan moderator
|
Kamis, 18 April 2013
|
|
2.
Evaluasi dan pelaporan kegiatan KKM
|
Jum’at, 19 Maret 2013
|
|
3. Pembubaran
panitia KKM
|
Sabtu, 20 Maret 2013
|
Sedangkan jadwal kegiatan kelompok kami adalah
sebagai berikut :
Tanggal 05 Maret 2013 peserta KKM berangkat menuju lokasi
Tanggal 06 s/d 12 Maret 2013 Tim/ Kelompok mengadakan sosialisasi dengan
perangkat desa dan masyarakat. Kelompok juga melakukan mapping, transectoral,
time line dan lain sebagainya.
Tanggal 13 s/d 30 Kelompok merealisasikan
program-program yang sudah ada dan yang diprioritaskan serta tanggal 31 s/d 5 Kelompok melakukan evaluasi terhadap
program-program yang sudah terealisasikan. Tanggal 6 April kelompok
mengadakan penutupan kegiatan KKM dengan perangkat Desa Bojongwetan, yang
melibatkan seluruh aspek masyarakat, dan
dari pihak Kecamatan Jamblang.
Dan program kegiatan keseharian yang biasa dilakukan oleh
kami antara lain :
1. Silaturrahmi
dan observasi langsung kemasyarakat
2. Menjalankan
piket sesuai dengan jadwal
3. Menghadiri
kegiatan masyarakat baik jamiahan ibu-ibu yang setiap minggunya bergilir dari
rumah kerumah,musholah ke musholah.
4. Mengikuti
kegiatan Marawisan remaja masjid setiap malam minggu.
5. Mengikuti
kegiatan marhabanan setiap malam jumat di musholah.
6. Sharing
dengan masyarakat, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintahan desa.
7. Sharing
dengan guru-guru baik di TK, maupun di DTA.
8. Mengikuti
kegiatan posyandu.
9. Mengadakan
bimbingan belajar di posko KKM.
10.
Mengajar anak- anak mengaji di masjid.
Cara penggalian
informasi pada pelaksaaan KKM ini dengan menggunakan :
- Mengadakan sosialisasi : sebagai sarana memperkenalkan diri dan mendekatkan diri dengan seluruh lapisan masarakat.
- Identifikasi data dan keadaan sosial: mengamati realitas sosial dan mengklasifikasi kelompok-kelompok masyarakat dan apa yang mempengaruhinya.
- Analisis sosial : melakukan wawancara secara berkesinambungan mengenai segala permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi mayarakat.
- Menggali informasi secara mendalam dari orang-orang yang memahami dan mengerti benar keadaan masyarakat.
- Melakukan aksi nyata secara partisipatif sesuai dengan metode PAR. Aksi ini dilakukan berupa penyuluhan akan pentingnya pendidikan agama Islam bagi masyarakat Desa Bojongwetan dalam membentuk karakter-karakter manusia yang berakhlakulkarimah, kebersihan lingkungan hidup/ kerja bakti, pemasangan hadits pada gapura desa dan mengadakan lomba-lomba keagamaan dan juga lainnya di Desa Bojongwetan Kecamatan Jamblang.
BAB
II
PERSIAPAN
PENGKAJIAN WILAYAH
A.
Persiapan
Lokasi
Sebelum
melakukan kegiatan musyawarah serta penyuluhan terhadap masalah kurang memahami
tentang pentingnya di Desa Bojongwetan, perlu dilakukan persiapan-persiapan. Dalam melakukan
kajian pelaksanaan secara partisipatif, ada tahapan-tahapan tertentu yang
semestinya dilalui, yakni persiapan lokasi, ini penting dilakukan untuk
kelancaran proses pelaksanaan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) tersebut. Kali ini
KKM mengambil lokasi di Kabupaten Cirebon. Harapan dari persiapan lokasi ini
adalah masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan pelaksanaan KKM. Tahapan
selanjutnya yaitu survei ke lokasi yang telah ditentukan oleh panitia
pelaksanaan KKM yang sebelumnya telah ada kesepakatan antara panitia KKM dengan
pemerintah daerah setempat. Ini dimaksudkan untuk melihat langsung keadaan
lokasi yang akan menjadi lokasi kegiatan KKM tersebut. Persiapan
ini diawali dengan proses sosialisasi.
Salah
satu tahap dalam sosialisasi ialah penyusunan rencara kegiatan. Dalam rencana
tersebut menyangkut pula kesepakatan mengenai:
1. Tempat
Biasanya
masyarakat sendiri mengatur penyediaan tempat tersebut. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
a. Luas
tempatnya
b.
Tempat mudah dicapai untuk seluruh masyarakat dan fasilitator
2. Waktu
Waktu pelaksanaan
kajian pedesaan disepakati bersama masyarakat. Biasanya masyarakat tidak dapat
mengikuti kegiatan sepanjang hari, karena harus melakukan aktifitasnya
sehari-hari seperti ke sawah, ke kebun dan lainnya.
Posko
kegiatan KKM kelompok kami adalah Desa Bojong wetan
bertempat di salah satu rumah warga yang bernama Ibu Dauri tepat ditengah-tengah
perumahan warga Desa Bojong wetan
Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon.
Dan difungsikan juga sebagai sekretariat umum, tempat pertemuan rutin yang kami
lakukan setiap kali akan melaksanakan kegiatan KKM di Desa tersebut.
B.
SEJARAH DESA BOJONG WETAN
Desa Bojongwetan merupakan salah
satu desa yang terletak dikecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, nama bojong itu
sendiri diambil dari nama seorang ulama yang merupakan salah satu anak dari
Syekh Sarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati) yang bernama Syekh Jaya Lelana.
Syekh Jaya Lelana semenjak kecil
dititipkan kepada Syekh H. Abdul Mukhyi Pemijahan Tasikmalaya untuk mendapatkan
pengajaran agama Islam, setelah dianggap cukup belajar kepada Syekh H. Abdul Mukhyi, Syekh Jaya
Lelana diperintahkan oleh gurunya untuk berkholwat di Bukit Bojong dan setelah
itu beliau dijuluki Pangeran Bojong, setelah berkholawat di Bukit Bojong,
beliau melanjutkan misi dakwahnya menyebarkan Islam kesuluruh pelosok Nusantara
dan ditempat beliau singgah itulah tempat tersebut diberi nama Bojong.
Setelah sekian lama berdakwah
menyebarkan Islam keseluruh pelosok nusantara ada sekitar ± 240 daerah yang
beliau singgahi kemudian beliau menetap disuatu daerah yang masyarakatnya masih
awam dan sekarang daerah tersebut dinamai dengan Desa Bojongwetan kemudian di
Desa Bojong tersebut beliau mendirikan sebuah pesantren dan beliau mempunyai
murid yang bernama Raden Jaya Tama Putra Ki Martakusuma, dipesantren tersebut
beliau menerima bermacam-macam orang yang penuh dengan dosa dan kesalahan untuk
diajak kejalan yang benar, dan kemudian beliau dijuluki Ki Limbah yang artinya
orang yang mampu menampung siapa saja untuk bertaubat atau juga dijuluki Buyut
Kemasan.
C.
Pembentukan
Tim PAR dan Pelaksanaan Metode PAR
1. Pembentukan TIM PAR
Pembentukan Tim PAR dan
pembekalan Metode PAR dilakukan sebelum peserta KKM terjun ke lokasi, kegiatan
workshop ini berlangsung selama satu hari yang bertempat di kampus STAIC.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperlancar kegiatan KKM dilokasi dimana
peserta KKM akan melakukan penelitian.
Pembentukan tim
fasilitator dilakukan untuk pelaksanaan program ditempat KKM. Hal-hal yang
dikaji dalam persiapan tim adalah sebagai berukut :
1. Menentukan
informasi yang akan dikaji. Setelah diputuskan informasi apa yang akan dikaji,
tim fasilitator harus mengumpulkam data yang relevan, dan berkualitas.
2. Menentukan
tekhnik PAR yang ingin dipakai. Teknik yang digunakan untuk memulai proses
kajian meliputi pemetaan desa, transektoral, diagram venn, kalender musiman serta
alur sejarah
3. Menentukan dan menyediakan bahan pendukung dan
media, seperti kertas, spidol, dan bahan-bahan lainnya.
4. Pembagian
tugas dalam tim, sehingga anggota tim memiliki tanggung jawab atau agar tidak saling mengandalkan.
Tugas-tugas tim diantaranya sebagai pemandu diskusi, pemerhati proses, pencatat
proses dan penerjemah apabila ada mahasiswa yang kurang memahami bahasa daerah.
Adapun
metode yang kami jalankan selama melaksanakan KKM adalah memahami apa yang
terjadi, melakukan bersama masyarakat dan mengadakan perubahan bersama
masyarakat.
2. Pelaksanaan Metode PAR
PAR atau pengkajian desa secara
partisipatif mempunyai sejumlah teknik untuk mengumpulkan data dan membahas
data. Teknik ini berguna untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat.
Teknik-teknik tersebut antara lain meliputi:
- Secandary Data Review
SDR
merupakan cara mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan
maupun belum diterbitkan.
- Direct Observation
Direct
Observation adalah kegiatan observasi langsung pada object tertentu, kejadian,
proses, hubungan-hubungan masyarakat kemudian masyarakatnya.
- Semi Structured Interviewing
Teknik
ini adalah wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang
hanya merupakan panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang selama
interview dilaksanakan.
- Focus Group Discussion (collective meeting)
Teknik
ini merupakan diskusi antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal yang
bersifat khusus secara lebih mendalam.
- Preference Ranking and Scoring
Adalah
teknik untuk menentukan secara cepat problem-problem utama dan pilihan-pilihan
masyarakat.
- Social Mapping
Teknik
ini adalah sebuah cara untuk membuar gambar kondisi sosial ekonomi masyarakat.
- Transect
Merupakan
teknik penggalian informasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran
dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatu sudut ke sudut lain di
wilayah tertentu.
- Seasonal Calender
Merupakan
penelusuran kegiatan musiman tentang keadaan dan permasalahan yang
berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat.
- Timeline
Adalah
suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu sampai keadaan sekarang
dengan persepsi orang setempat.
- Venn Diagram
Adalah
teknik yang digunakan untuk mengetahui hubungan institusional dengan
masyarakat.
- Trend and Change
Adalah
teknik untuk mengungkapkan kecenderungan dan perubahan yang terjadai di
masyarakat dan daerahnya dalam jangka waktu tertentu.
- Daily Routine
Merupakan teknik
berupa usaha bersama membuat diagram yang menggambarkan kegiatan sehari-hari
dari anggota masyarakat.
D.
Hasil
Pengkajian Data Sekunder
- Luas Desa
Luas
Desa Bojong wetan 187,656 Ha
yang terbagi dalam :
- Tanah sawah 148,284 Ha,
- Tanah Kering ( Pemukiman) : 28,745 Ha.
- Tanah Perkebunan : 1,806 Ha
- Tanah Pekarangan : 30,551 Ha
- Tanah Kuburan : 1,806 Ha
- Tanah fasilitas umum dengan rincian sebagai berikut :
- Tanah
bengkok : 27,250
Ha,
- Lapangan
Olahraga : -
- Tanah
Titisara : 3,387Ha
- Perkantoran
Pemerintah : -
- Tempat Pemakaman
Desa/Umum : -
- Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Bojong wetan sebanyak 4929 jiwa dengan rincian 2539 jiwa adalah laki-laki dan 2390 jiwa adalah perempuan. Dengan
jumlah Kepala Keluarga 626 KK. Berdasarkan hasil pengamatan melalui Trand and
Change jumlah penduduk Desa Bojong
wetan
mengalami peningkatan yang rata-rata antara 5-10 % setiap tahunnya.
- Pendidikan
Jumlah penduduk Desa Bojongwetan terdapat
warga yang belum sekolah, tidak pernah duduk di bangku sekolah, yang putus sekolah
SD berjumlah 90 orang, lulusan SD sederajat berjumlah 677 orang, lulusan SLTP sederajat berjumlah
927 orang, lulusan SLTA sederajat berjumlah
770 orang dan perguruan tinggi berjumlah 7 orang, dan tamat S-2/sederajat
berjumlah 3
orang.
- Sarana Dan Prasarana
a. Sarana
Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Bojong wetan
diantaranya yaitu pendidikan sekolah dasar (SD), Madrasah Diniyah Awaliyah
(MDA). Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat, Taman Kanak-kanak
(TK), sekolah menengah akhir (SMA) dan yang sederajat di Desa Bojongwetan tidak ada.
b. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang terdapat pada Desa Bojong wetan Kecamatan
Jamblang berdasarkan observasi lapangan terdapat 1 buah
masjid dan 9 buah musholla.
c. Sarana Transportasi
Sarana
tarnsportasi Desa Bojong wetan
mayoritas mengunakan angkot dan kendaraan-kendaran
pribadi seperti sepeda, motor,
dan
mobil. Adapun untuk
jalan umum masyarakat Desa Bojongwetan yang sekarang dalam keadaan bagus.
d. Sarana Pemerintahan
Kantor
pemerintahan Desa berupa kantor Desa (Balai Desa). Kondisi Kantor Pemerintahan
Desa Bojong wetan dalam
keadaan baik, yang membuat kinerja pegawai Desa dalam melayani masyarakat
begitu optimal.
e. Sarana Kesehatan
Sarana
kesehatan yang terdapat di Desa Bojongwetan adalah Bidan Desa yang terdapat di RW
01 dekat dengan balai desa Selain itu
sering diadakan kegiatan POSYANDU di Balai Desa dan per RW.
- Tokoh Masyarakat Yang Berpengaruh
1. Bapak
Tarja’i
2. Bapak
Bakhrudin
3. Bapak Barnaji
4. Bapak
H. Rasyid
5. Bapak
Ust. Rojiun
6. Bapak
Nasir
7. Ibu Fuji Astuti
8. Bapak
H. Taryono Gufron
9. Bapak H. Ma’nun Waluyo
10. Bapak H. Tauhid Purwanto
D. Alur
Kegiatan Awal sampai Akhir
Alur kegiatan penulis mulai dari silaturahmi
(sosialisasi) dengan tokoh-tokoh
masyarakat Desa Bojongwetan Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, kemudian
dilanjutkan dengan teknik-teknik PAR antara lain : Pemetaan (Maaping),
untuk mengetahui gambaran batas wilayah Desa Bojongwetan, kemudian Transektoral
untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di Desa Bojongwetan,
Diagram Venn untuk mengetahui hubungan kelembagaan di masyarakat, Daily
Routines Dan Tred and Change untuk mengetahui perubaan dari berbagai keadaan
dan kegiatan dari waktu-kewaktu, Time
Line untuk mengetahui kejadian yang pernah dialami di Desa Bojongwetan.
Dari teknik-teknik PAR ini telah ditemukan dari beberapa
masalah yang ada di Desa Bojongwetan seperti jalan rusak, sistem drainase yang
kurang baik, tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS), tidak berfungsinya
irigasi, lahan bukan milik sendiri, masih kurangnya penerangan jalan umum,
kurang kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan, ditemukanya
balita penderita Gizi buruk dan gizi kurang yang diakibatkan kurangnya
kesadaran orang tua akan pentingnya
kesehatan bagi anak-anaknya.
Sesuai dengan
aturan yang ada, dari banyak masalah yang ada maka dari salah satu yang telah
ditemukan ditengah-tengah masyarakat yaitu “MENINGKATKAN POTENSI GENERASI MUDA DI DESA BOJONGWETAN MELALUI
IMPLEMENTASI BIMBINGAN BELAJAR DAN KEAGAMAAN”
BAB
III
PELAKSANAAN
PENGKAJIAN WILAYAH
A.
Proses
Kegiatan di Lapangan
Minggu Pertama
Pada
kesempatan ini kelompok mengadakan sosialisasi dengan perangkat desa dan
masyarakat. Momen tersebut sekaligus digunakan sebagai wahana penyampaian visi
dan misi KKM. Disamping itu, pada kesempatan ini juga kelompok
melakukan pengamatan terhadap papan
administrasi desa, seperti halnya peta lokasi desa, struktur perangkat desa,
dan lain-lain. Pada kesempatan minggu pertama ini kelompok juga melakukan
mapping, transectoral, time line, dan lainnya.
Minggu
Kedua
Untuk
mengetahui kondisi keseluruhan Desa kelompok pun melakukan penulusuran wilayah
desa, kegiatan penulusuran ini diawali dari areal pemukiman warga, kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan penulusuran jalan, sawah, tegalan, serta sungai.
Setelah selesai dilakukanya penulusuran wilayah tersebut maka kelompok
menemukan beragam masalah yang akan diangkat
dalam lokakarya Tingkat Kecamatan. Dari berbagai masalah tersebut diangkat satu masalah yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Pendidikan Keagamaan dalam pembentukan
karakter yang akhlakulkarimah pada generasi muda di Desa Bojongwetan.
Minggu Ketiga
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat, Tim/ Kelompok pun berhasil
merangkum masalah-masalah yang ada di desa yang perlu mendapat perhatian.
Masalah-masalah yang ditemui dilapangan beragam, baik mengenai masalah
pendidikan, sosial, keagamaan, peternakan, perkebunan, jalan rusak, kesehatan,
lingkungan, irigasi. Pada tahap ini kelompok mulai merespon permasalahan-permasalahan
yang ada diantaranya kendala pendidikan di
sektor non formal yaitu
kurangnya kesadaran
masyarakat dalam memahami tentang
pentingnya pendidikan agama Islam khusnya di DTA sehingga masyarakat desa Bojongwetan
belum memotivasi anak-anaknya untuk
sekolah di DTA. Di samping itu
pula kami pun melakukan kegiatan dengan cara memberikan BIMBEL (bimbingan belajar) yang bertujuan untuk
mengarahkan pentingnya pendidikan agama islam diusia dini. Disamping mengadakan kegiatan penyuluhan tentang
pentingnya Pendidikan Agama
Islam dan mengadakan Bimbel,
kelompok pun melibatkan diri dalam kegiatan Pengajian rutin di masjid atau
musholla-musholla di Desa Bojongwetan dengan pembacaan kitab Al-Barzanji dan Yasinan.
Permasalahan yang
ditemukan pada minggu ini semakin komplek. Dalam bidang keagamaan misalnya kurangnya sarana dan prasarana di Madrasah Diniyah dan kurangnya tenaga pengajar di MD
tersebut. Sehingga penulis berusaha memotivasi masyarakat/ orang tua anak akan
pentingnya pendidikan keagamaan di Madrasah Diniyah bagi anaknya juga membantu
menjadi tenaga pengajar di MD tersebut.
B.
Kesulitan-Kesulitan
Yang Dihadapi
Kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dalam melakukan Aksi nyata dilapangan demi meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya peran industri perkebunan dalam peningkatan ekonomi
keluarga pedesaan adalah :
a.
Masih
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan atau
formal.
b.
Minimnya
sarana dan prasarana pendukung kegiatan
c.
Kurangnya
respon masyarakat karena faktor pekerjaan
d.
Kurang
antusiasnya sebagian masyarakat Desa Bojong wetan terhadap kegiatan
penyuluhan.
e.
Keterbatasan
dana untuk membiayai kegiatan.
f.
Sulitnya
menyamakan persepsi masyarakat dalam memecahkan suatu masalah.
BAB IV
TEMUAN-TEMUAN
Dari hasil penelitian dilapangan
selama kurang lebih 31 hari, begitu banyak temuan yang penyusun dapatkan, hal
tersebut mengidikasikan keberagaman dari masyarakat Desa Bojongwetan. Temuan-temuan
tersebut meliputi :
A.
Peta wilayah
Desa Bojongwetan
merupakan salah satu desa dari 8
desa yang ada di Kecamatan Jamblang
Kabupaten Cirebon. Desa ini memiliki luas tanah 98,82 Ha dengan jumlah penduduk
2172 jiwa, dengan rincian 1125 orang laki-laki, 1047 orang perempuan. secara
geografis dan yuridis desa ini dibatasi dengan wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bojong Lor Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon
- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pekantingan Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon
- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bangodua Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon
- Sebelah timur berbatasan dengan Desa Wangunharja Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon
Desa
Bulak terdiri dari 3
Dusun, dengan rincian sebagai berikut :
- Dusun Satu terdiri dari 1 RW dan 3 RT
- Dusun Dua terdiri dari 2 RW dan 4 RT
- Dusun Tiga terdiri dari 4 RW dan
B.
Ekonomi
Perekonomian
masyarakat Desa Bojong
didominasi oleh, petani, Pedagang, Peternak, PNS, dan Pengrajin industri.
Perekonomian masyarakat Desa Bojong wetan cukup baik.
C.
Kesehatan
Dalam bidang kesahatan, temuan yang dapat penyusun
sampaikan adalah kurangnya kesadaran warga akan kebersihan lingkungan,
limbah-limbah rumah tangga yang di buang ke sungai, sistem drainase yang kurang
memadai, masih ada warga yang tidak mempunyai MCK, penempatan tempat pembuangan
sampah sementara dan kandang ternak yang dekat dengan pemukiman, puskesmas yang
jaraknya lumayan jauh membuat masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih
tinggi untuk pelayanan kesehatan.
D.
Pendidikan
Secara umum masyarakat Desa Bojongwetan sudah mengerti akan
pentingnya pendidikan, tapi karena tuntutan hidup yang memaksa mereka untuk
bekerja mencari makan mereka harus rela mengesampingkan pendidikan anak-anak
mereka sehingga banyak anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi. Dan mayoritas pendididkan mereka hanya sampai SMP dan SMA.
E.
Keagamaan
Banyak kegiatan keagamaan hanya saja masyarakat Desa Bojongwetan kurang menyadari akan
pentingnya agama sebagai kontrol sosial, apalagi terhadap Madrasah Diniyah
(MD). Anak-anak banyak yang tidak sekolah di Madrasah Diniyah dikerenakan
kurangnya perhatian orang tua dan kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan keagamaan bagi anak-anaknya, juga kurangnya sarana dan prasarana
yang tersedia di MD dan para pemuda kurang aktif dalam kegiatan-kegiatan
keagaman. Dalam kegiatan keagamaan hanya di dominasi ibu-ibu dan orang tua.
F. Sosial
Dan Budaya
Dalam bidang sosial, budaya gotong royong masih kuat di
pertahankan oleh masyarakat Desa Bojongwetan, peringatan hari-hari besar,
marhabanan, dan lain-lain. Ada beberapa kegatan sosial dan budaya diantaranya:
a. Muludan
Sebagaimana
muslim pada umumnya, di Desa Bojongwetan
ada tradisi yang namanya muludan, khususnya pada bulan Robi’ul Awal dengan
pembacaan kitab Al-Barzanji yang dilaksanakan pada malam hari setelah sholat
Isya’. Sedangkan pada siang harinya biasanya bertempat di masjid atau
musholla-musholla dan bagi warga yang rumahnya ingin ditempati biasanya melalui
konfirmasi panitia.
b. Tahlilan
Mayoritas muslim di Desa Bojongwetan adalah penganut NU
sehingga ada tradisi yang namanya “Tahlilan” (tujuh hari, empat puluh, seratus)
yang biasa dilakukan ketika ada orang yang meninggal
c. Nujuh bulanan
Nujuh bulanan merupakan adat istidat yang dilakukan masyarakat
ketika ada salah satu anggota keluarga hamil berusia tujuh bulan. Maksud dan
tujuannya yaitu agar anak yang akan lahir serta ibunya selamat dalam proses
melahirkan.
Adapun caranya, yaitu dengan memandikan orang yang sedang hamil
tujuh bulan dengan air yang di campur kembang tujuh rupa.
d. Cara pemakaman.
pada masyarakat bojong wetan
masih menggunakan istilah buka tutup tanah yang bertujuan untuk awal dari
penguburan jenazah dalam bentuk sesajen (tumpeng,nasi uduk,bekakak ayam)
e. Muput bayi
Muput bayi biasanya dilakukan masyarakat ketikat bayi baru lahir
dalam jangka wakyu 40 hari. Maksud dan tujuannya muput bayi yaitu untuk
menyelamatkan bayi dari gangguan roh halus dengan cara membagikan makanan
setempat (bancakan) serta penyaweran uang receh (surak) bentuk kebahagiaan dari
shohibul hajat.
f. Yasinan
Setiap malam jumat diadakan yasinan di masjid, maksud dan tujuannya
sebagai mengirim do’a untuk warga yang telah meninggal.
g. Makaman
Diadakan makaman di bulan-bulan tertentu satu tahun sekali bergilir
dari makam ke makam desa tersebut pada setiap jum’at siang. Maksud dan
tujuannya untuk mengirim do’a kepada keluarga yang telah meninggal. Setiap
warga biasanya membikin besek untuk
disodaqohkan kepada jamaah tahlil.
BAB V
ANALISIS MASALAH
A. Masalah
Utama
Masalah
utama yang berkembang di masyarakat, khususnya di bidang Peningkatan ekonomi
keluarga pedesaan dalam peran industri perkebunan yaitu kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya meningkatkan ekonomi keluarga pedesaan. Salah satu
indikatornya yaitu kurangnya pengetahuan tentang mengolah hasil perkebunan
jambu biji sehingga Masyarakat tidak ada yang mengetahui akan manfaat dari buah
jambu biji diantaranya untuk mencegah dan mengobati sariawan dan waktu yang
luang yang ada digunakan oleh ibu-ibu hanya untuk ngerumpi ataupun nonton TV.
Kurangnya pengetahuan tentang manfaat dai buah jambu biji disebabkan karena
banyaknya masyarakat yang berpendidikan masih rendah.
B. Masalah
Lanjutan
Masalah
utama yang berkembang di mayarakat tersebut tentu memiliki efek atau dampak
yang negatif di bidang peningkatan ekonomi keluarga pedesaan, misalnya dibidang
peningkatan produksi perkebunan, baik dalam jangka waktu pendek ataupun dalam
jangka waktu panjang.
Masalah
lainnya yang mungkin muncul yaitu kenakalan remaja. Karena anak-anak hanya di
bekali ilmu ilmu pengetahuan umum dari sekolah dan tidak dibekali ilmu
pengetahuan keagamaan sejak usia dini misalnya tentang bagaimana etika atau
akhlak yang terpuji baik terhadap orang tua, teman, ataupun sesama mahluk hidup
lainnya.
Bahkan karena kurangnya pemahaman agama sejak
usia dini dan dampak dari kenakalan remaja tersebut dapat menimbulkan masalah
yang lebih serius lagi misalnya kelak anak- anak setelah tumbuh dewasa dapat
menimbulkan tingkat tindak kriminalitas semakin tinggi dan lebih-lebih pada
pengkonsumsian obat-obatan terlarang (narkoba). Pendidikan menjadi kunci utama
pembentukan kepribadian anak. Pertambahan usia anak memiliki konsekuensi pada
perubahan proses pendidikan yang mereka terima. Oleh sebab itu, bertambah usia
anak dan berubahnya perilaku mereka harus disertai pendidikan yang tepat
sehingga memiliki kepribadian yang luhur. Pendidikan agama menempati posisi
yang vital menyertai proses pendidikan anak. Kurangnya pendidikan agama dapat
memicu tindak kekerasan.
C. Prioritas Program
Program yang penting dilakukan
peneliti dalam memecahkan masalah-masalah tersebut diatas menurut peneliti
yaitu dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu tentang pentingnya peran
industri perkebunan dalam peningkatan ekonomi keluarga pedesaan. Hal
ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih akan pentingnya peningkatan
ekonomi keluarga pedesaan untuk kesejahteraan masyarakat di Desa Bojong Wetan.
D. Tingkat Kesiapan Masyarakat
Setelah melakukan penyuluhan dan wawancara akan pentingya
peran
industri perkebunan dalam peningkatan ekonomi keluarga pedesaan, partisipan meyimpulkan bahwa tingkat kesiapan masyarakat
Desa Bojong wetan untuk menuju suatu perubahan kearah yang lebih baik
dirasakan sangat kurang terbukti kurang memahami akan pentingnya peningkatan
produksi perkebunan. Terdapat berbagai alasan yang melatar belakangi hal
tersebut, diantaranya yaitu kesibukan masyarakat dan kurang pemahaman
masayarakat tentang peran industri perkebunan.
BAB
VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan proses interaksi dan penggalian
informasi antara Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat (KKM) Sekolah Tinggi
Agama Islam Cirebon dengan masyarakat Desa Bojong wetan, yang berlangsung
selama beberapa minggu, terungkap bahwa permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat Desa Bojongwetan
di RW 01 mencakup lima permasalahan,
yakni pendidikan, perdagangan, kesehatan, pertanian, dan transportasi.
Sedangkan masalah yang perlu diangkat dan menurut penulis lebih urgen dan relevan
ialah dalam sektor pendidikan yakni kurang gairahnya orang tua dalam
menyekolahkan anak sampai pada Perguruan Tinggi, yang pada umumnya hanya pasrah
pada nasib.
Pertama, permasalahan rendahnya tingkat
perekonomian keluarga pada masyarakat yang berdampak sikap pasrah pada nasib
untuk tidak melanjutkan sekolah. Kedua, SDM yang mampu membuka wawasan dimana ternyata selain sekolah formal dan
keren ada juga sekolah lain yaitu seperti sekolah kejar paket A, B dan seterusnya,
dan diakui oleh pemerintah.
B. Saran
Ada beberapa saran-saran yang membangun
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan Desa Bojongwetan khususnya dalam bidang
pendidikan:
1. Minat
dan motivasi sebagai dasar yang fundamental terhadap adanya perubahan, sehingga
tinggi dan rendahnya minat dan motivasi terhadap pendidikan akan berdampak
positif bagi masyarakat itu sendiri.
2. Pada
pihak pemerintah yang terkait hendaknya lebih memperhatikan masalah-masalah
masyarakatnya.
3. Adanya
kekompakan dan keinginan untuk maju dari masyarakat, hal ini bisa menunjang
terwujudnya perubahan kearah yang lebih baik.
4. Hubungan
antara Rw dan Rt diharapkan terjalin dengan harmonis.
5. Masyarakat
diharapkan sadar akan pentingnya pendidikan dan berasumsi positif tentang
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Pedoman KKM Sekolah Tinggi
Agama Islam Cirebon 2013
Bagikan
CONTOH LAPORAN KULIAH KERJA MAHASISWA (KKM)
4/
5
Oleh
Cermin Pedia
terimakasih