Sunday, 21 February 2016

CONTOH LAPORAN KULIAH KERJA MAHASISWA (KKM)


harianarif.blogspot.com/KKM


BAB 1
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah
Setiap masyarakat dimanapun berada, baik di desa maupun di kota, secara pasti akan dihadapkan pada dinamika sosial yang begitu kompleks. Dari dinamika itulah kemudian timbul permasalahan-permasalahan sesuai kondisi yang menyelimutinya. Permasalahan-permasalahan yang ada tentunya akan diupayakan untuk diselesaikan oleh masyarakat tempat permasalahan itu timbul. Dengan cara seperti inilah kehidupan masyarakat akan mengalami dinamika menuju perubahan dan kemajuan yang dicita-citakan. Jadi, masyarakat senantiasa berubah dan berkembang sesuai dengan dinamika sosial, termasuk dibidang Pendidikan, Keagamaan, Prasarana Fisik, Peningkatan Produksi, Sosial Budaya, Kesehatan Masyarakat dan sebagainya.
Dalam proses perubahan dan dinamika sosial, tentunya akan melibatkan setiap unsur yang ada di masyarakat, baik warga biasa, guru, petani, tokoh agama, perangkat Desa, dan lain-lain. Dari sini kemudian terjadi interaksi yang intens yang disertai dengan penyampaian pemikiran atau pendapat secara terbuka. Dalam jangka waktu yang panjang, proses ini kemudian menghasilkan suatu keputusan ataupun pemecahan kolektif yang berguna bagi masyarakat itu sendiri.
Dalam konteks pendidikan untuk  kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Takwa (IMTAK) dalam masyarakat, proses perubahan dan dinamika sosial yang dimaksud sangat penting sekali untuk diupayakan. Sebab, adanya dinamika sosial mengindikasikan adanya kesadaran untuk berubah dan maju sesuai dengan tuntutan yang diinginkan. Terlebih lagi bahwa perubahan dan dinamika itu terjadi karena kehendak dan dorongan masyarakat. Artinya, masyarakatlah yang berperan cukup dominan dalam proses perubahan itu. Oleh karena itu, perubahan tersebut harus selalu mempertimbangkan potensi dan tradisi yang ada di masyarakat. Dalam hal ini, penguatan masyarakat melalui pemberdayaan adalah salah satu upaya yang perlu diwujudkan.
Di lingkup perguruan tinggi (dalam hal ini Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon) dan pemerintah daerah (dalam hal ini kabupaten Cirebon) merupakan instansi Negara yang mendapat mandat sekaligus  ikut berpartisipasi dalam bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan proporsinya. Khusus untuk perguruan tinggi, untuk mewujudkan hal itu salah satunya adalah dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat, yang mana merupakan bagian misi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Pengabdian kepada masyarakat tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didasari dengan semangat penelitian dalam rangka membantu dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam hal ini, keterlibatan perguruan tinggi (melalui mahasiswanya) adalah sebatas peneliti, motivator dan fasilitator. Adapun posisi masyarakat adalah tetap sebagai pelaku dan penggerak perubahan itu sendiri. Dengan adanya proses dan hubungan seperti ini, diharapkan masyarakat akan mampu menyelesaikan masalah pembangunan terutama dalam bidang pendidikan yang ada diwilayahnya.
Secara factual, program pembangunan termasuk pembangunan Desa untuk  terciptanya sebuah perubahan ke arah yang lebih baik selama ini sudah berlangsung cukup lama. Namun, bila ditinjau ulang, program pembangunan yang dijalankan selama ini tidak lepas dari berbagai kritik. Kritik tersebut berangkat dari kenyataan dilapangan bahwa proses pembanguna tidak mampu memberikan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Kritik  terhadap proyek pembangunan ini banyak ditunjukan kepada metodologi yang tidak ‘memanusiakan manusia’. Metodologi konvensional yang selama ini diterapkan bertumpu pada paradigma bahwa perubahan itu hanya bisa dilakukan oleh kelompok intelektual dan professional. Sedangkan kelompok masyarakat terisolasi (seperti kelompok petani) dianggap tidak mampu melakukan rekayasa perubahan. Hal itu terlihat dari cerita beberapa warga yang mengeluhkan bahwa betapa mahalnya biaya melanjutkan sekolah ke SMP dan SMA dengan adanya program  Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Menjadikan sekolah bermutu hanya milik orang-orang kaya.
Berdasarkan hal ini, pihak perguruan tinggi mencoba menjalankan program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) bagi para mahasiswanya untuk membantu memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Seperti anak yang tidak mampu melanjutkan sekolah umum kita arahkan ke sekolah kejar paket A, paket B, dan paket C. keterlibatan mahasiswa sendiri dalam proses ini adalah sebagai fasilitator.
B.       Hasil Survey
1.        Tujuan Umum
a.         Terwujudnya integritas dan sumbangsi PTAIS dalam memecahan masalah keagamaan maupun kemasyarakatan.
b.         Mendewasakan alam pikiran mahasiswa sebagai calon sarjana pendidikan Islam untuk menjadi pembaharu pendidikan (inovator), pemecah masalah (problem solver) dan pembimbing keagamaan (religius counselor).
c.         Membantu pemerintah dalam mensukseskan semangat pembangunan otonomi daerah serta persiapan kader-kader pembangun desa.

2.        Tujuan Khusus
a.            Mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan improvisasi dan inovasi dalam penbangunan masyarakat.
b.           Memberikan pengalaman belajar dan bekerja secara langsung kepada mahasiswa dalam menghadapi berbagai persoalan yang kompleks, melalui proses partisipatif sehingga dapat membantu masyarakat dalam menemukan cara menghadapi permasalahan sosial, keagamaan dan pendidikan yang mereka hadapi.
c.            Mengembangkan potensi mahasiswa sesuai dengan bidang keilmuannya kearah peningkatan kemampuan dan profesinya yang dilaksanakan secara mandiri dan kolektif.
d.           Memberdayakan pembangunan masyarakat dalam meningkatkan SDM sesuai dengan tuntutan dinamika pembangunan dan perkembangan IPTEK.
e.            Mengupayakan pembangunan masyarakat kearah terciptanya masyarakat yang dinamis yang siap menempuh perubahan menuju perbaikan dan kemajuan yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan sosial budaya (sosiokultural) yang berlaku.
f.     Mengupayakan pembinaan pranata dan meningkatkan keahlian masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan kemandirian.
g.           Melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa dengan bekerja sama antara disiplin ilmu.

3.         Tujuan Institusional
a.     Memberikan kontribusi bagi pembangunan tiga aspek yaitu: pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat.
b.       Memberikan kepekaan sosial civitas akademika terhadap perkembangan dan persoalan yang terjadi dimasyarakat
4.        Hasil yang Diharapkan

Melihat dari banyakan masalah-masalah yang ada diharapkan bisa dipecahkan dengan adanya kegiatan KKM ini. Setidaknya para mahasiswa bisa memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah-masalah yang  ditemukan dengan pemikiran-pemikirannya.

5.        Fasilitator dan Partisipan
Peserta kuliah kerja mahasiswa (KKM) STAIC tahun akademik 2012/ 2013 adalah sebagai fasilitator dan sekaligus partisipan  terdiri dari segenap mahasiswa program studi Tarbiyah- PAI yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan panitia  dan dosen-dosen yang ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang tugasnya sebagai pembimbing mahasiswa KKM ketika terjun dilapangan. Adapun DPL dan peserta KKM kelompok kami ditugaskan di Desa Bojong wetan Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, DPL nya adalah Bapak Abdul Azis, M.Ag. Peserta KKM terdiri dari 18 Mahasiswa diantaranya adalah :


NO

NAMA
NIM
NO. TLPN
1.       
A H G
09.01.0074
085724070908
2.       
ANTON
09.01.0055
081909885777
3.       
ASEP IMANUDDIN
09.01.0056
087728882899
4.       
LUKMANUL HAKIM
09.01.0163
087729637973
5.       
MOCHAMMAD RUSMAN
09.01.0814
087729880117
6.       
RIDWAN
09.01.0081
085295969701
7.       
M. JA’FAR
09.01.0113
087829834700
8.       
M. NASIR HANIF
09.01.0636
081802380280
9.       
AGUS ALI
09.01.0626
089876677277
10.   
SUNANTO
09.01.0020
089660708864
11.   
SUTINA
09.01.0089
083824821169
12.   
DIAN ROHDIANA
09.01.0058
081909970099
13.   
KOMARIYAH
09.01.0108
085624286500
14.   
HAMIDATUSSA’DIYAH
09.01.0630
082126500975
15.   
YUYUN YUNINGSIH
09.01.0809
085794158098
16.   
UMROH
09.01.0097
081320462487
17.   

SITI ROMLAH

09.01.0084

087829681741
18.   
NISFATUSAHRIYA
09.01.0817
085294410500

Sedangkan yang menjadi Partisipan itu sendiri adalah masyarakat Desa Bojong wetan, yakni seluruh elemen masyarakat yang ada di desa Bojong wetan, mulai anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua. Diantaranya adalah Bapak Kuwu Desa Bojong wetan Tarja’i, beserta perangkat desa lainnya dan lain-lain.






6.        Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan KKM ini dilaksanakan dari tanggal 04 Maret sampai dengan tanggal 05 April 2013, yang dilaksanakan pada setiap hari senin s/d minggu atau selama jangka waktu 31 hari (satu bulan). Lokasi yang menjadi tujuan adalah bertempat dikabupaten Cirebon. Adapun kelompok kami berlokasi di Desa Bojong wetan Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon.

7.        Proses Pelaksanaan
Tiga puluh satu hari adalah waktu yang disediakan untuk dapat menggali data tentang Desa Bojongwetan. Permasalahan-permasalahan yang ada harus bisa ditarik akar masalah dan dampak yang akan berakibat dari hal-hal yang ada tersebut
Hal yang pertama kami lakukan dipekan pertama adalah silaturahmi ke rumah tokoh-tokoh masyarakat seperti sesepuh desa dan Ketua Rw dan Rt. Selain itu, untuk menghimpun data dari masyarakat kami melakukan penelusuran wilayah. Data-data yang kami kumpulkan tersebut akan menjadi bahan pralokakarya lokasi, dan lokakarya wilayah.
Setelah menghimpun data, kami dibantu warga memutuskan beberapa permasalahan yang akan diangkat pada lokakarya lokasi. Ketika lokakarya lokasi data tersebut diperbaiki oleh masyarakat. Dari beberapa masalah itu kami mulai menganalisis masalah mana yang harus kita lakukan aksinya terlebih dahulu. Selain mempersiapkan aksi kami juga masih menyebar keseluruh sudut Dusun 1 untuk melengkapi data. Seperti keluhan masyarakat tentang mahal biaya pendidikan yang kami arahkan untuk mengikuti sekolah kejar paket, atau melatih ketrampilan untuk dapat mengembangkan  bakat dan potensi diri.
Selain penelitian dan penghimpunan data masalah, kami juga menyempatkan diri untuk mengabdi kepada masyarakat khususnya di bidang pendidikan dan keagamaan, seperti mengajar anak-anak dan mengikuti pengajian rutin setiap hari Minggu di masjid Bojongwetan.


C. Prioritas Program
Prioritas Program KKM kelompok kami adalah MENINGKATKAN POTENSI GENERASI MUDA DI DESA BOJONGWETAN MELALUI IMPLEMENTASI BIMBINGAN BELAJAR DAN KEAGAMAAN
. Dalam hal ini kami mengutamakan Pendidikan Agama Islam dan mengadakan Bimbingan Belajar (Bimbel) khususnya ditunjukkan untuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adapun pelaksanaannya bertempat di Posko KKM STAIC.
Karena pada umumnya  kesadaran anak-anak akan pentingnya Pendidikan Agama Islam masih kurang. Oleh karena itu diperlukan peran penting Orang Tua untuk mewujudkannya. Dengan program ini kami berharap :
1. Terwujudnya generasi-generasi muda yang berakhlakulkarimah.
2. Agar anak-anak mengenal dan faham tentang baca tulis Al-qur’an
3. Megetahui sejarah awal Islam melalui media film.
4. Menumbuhkan rasa kebersamaan antar warga

D. Jadwal  Kegiatan
Adapun Jadwal Kegiatan KKM Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon Tahun Akademik 2012-2013 sebagai berikut :
NO
NAMA KEGIATAN
WAKTU
I
PERSIAPAN:


1.       Sosialisasi kegiatan KKM
Ahad,    24 Februari  2013
 
2.       Inventarisasi lokasi dan peserta KKM
Selaasa, 26 Februari 2013

3.       Evaluasi program kerja panitia KKM
Ahad,      3 Maret     2013
II
PELAKSANAAN  KKM:


1.       Pembukaan, pembekalan, dan pelepasan peserta KKM
Senin,     4 Maret      2013

2.       Kegiatan supervisi I
Ahad,   10 Maret 2013

3.       Kegiatan supervisi II
Ahad,   17 Maret 2013

4.       Kegiatan supervisi III
Ahad,   24 Maret 2013

5.       Rapat persiapan lokakarya tingkat kabupaten hasil KKM dan penutupan KKM (ketua panitia, tiem ahli dan sie seminar)
Selasa,  26 Maret 2013

6.       Lokakarya tingkat Kecamatan
Sabtu, 30 Maret 2013

7.        Lokakarya tingkat Kabupaten dan penutupan KKM
Senin, 8 April 2013
III
KEGIATAN AKHIR/ PELAPORAN


1.       Pembagian sertifikat kepada peserta, pembimbing, panitia, nara sumber, pembahas/ pembanding dan moderator
Kamis, 18 April 2013

2.        Evaluasi dan pelaporan kegiatan KKM
Jum’at, 19 Maret 2013

3.       Pembubaran panitia KKM
Sabtu, 20 Maret 2013

Sedangkan jadwal kegiatan kelompok kami adalah sebagai berikut :
Tanggal 05 Maret 2013 peserta KKM berangkat menuju lokasi
Tanggal 06 s/d 12 Maret 2013 Tim/ Kelompok mengadakan sosialisasi dengan perangkat desa dan masyarakat. Kelompok juga melakukan mapping, transectoral, time line dan lain sebagainya.
Tanggal 13 s/d 30  Kelompok merealisasikan program-program yang sudah ada dan yang diprioritaskan serta tanggal 31 s/d 5 Kelompok melakukan evaluasi terhadap program-program yang sudah terealisasikan. Tanggal 6 April kelompok mengadakan penutupan kegiatan KKM dengan perangkat Desa Bojongwetan, yang melibatkan  seluruh aspek masyarakat, dan dari pihak Kecamatan Jamblang.

            Dan program kegiatan keseharian yang biasa dilakukan oleh kami antara lain :
1.    Silaturrahmi dan observasi langsung kemasyarakat
2.    Menjalankan piket sesuai dengan jadwal
3.    Menghadiri kegiatan masyarakat baik jamiahan ibu-ibu yang setiap minggunya bergilir dari rumah kerumah,musholah ke musholah.
4.    Mengikuti kegiatan Marawisan remaja masjid setiap malam minggu.
5.    Mengikuti kegiatan marhabanan setiap malam jumat di musholah.
6.    Sharing dengan masyarakat, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintahan desa.
7.    Sharing dengan guru-guru baik di TK, maupun di DTA.
8.    Mengikuti kegiatan posyandu.
9.    Mengadakan bimbingan belajar di posko KKM.
10.                        Mengajar anak- anak mengaji di masjid.
Cara penggalian informasi pada pelaksaaan KKM ini dengan menggunakan :
  1. Mengadakan sosialisasi : sebagai sarana memperkenalkan diri dan mendekatkan diri dengan seluruh lapisan masarakat.
  2. Identifikasi data dan keadaan sosial: mengamati realitas sosial dan mengklasifikasi kelompok-kelompok masyarakat dan apa yang mempengaruhinya.
  3. Analisis sosial : melakukan wawancara secara berkesinambungan mengenai segala permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi mayarakat.
  4. Menggali informasi secara mendalam dari orang-orang yang memahami dan mengerti benar keadaan masyarakat.

  1. Melakukan aksi nyata secara partisipatif sesuai dengan metode PAR. Aksi ini dilakukan berupa penyuluhan akan pentingnya pendidikan agama Islam bagi masyarakat Desa Bojongwetan dalam membentuk karakter-karakter manusia yang berakhlakulkarimah, kebersihan lingkungan hidup/ kerja bakti, pemasangan hadits pada gapura desa dan mengadakan lomba-lomba keagamaan dan juga lainnya di Desa Bojongwetan Kecamatan Jamblang.







BAB II
PERSIAPAN PENGKAJIAN WILAYAH

A.                Persiapan Lokasi
Sebelum melakukan kegiatan musyawarah serta penyuluhan terhadap masalah kurang memahami tentang pentingnya di Desa Bojongwetan, perlu dilakukan persiapan-persiapan. Dalam melakukan kajian pelaksanaan secara partisipatif, ada tahapan-tahapan tertentu yang semestinya dilalui, yakni persiapan lokasi, ini penting dilakukan untuk kelancaran proses pelaksanaan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) tersebut. Kali ini KKM mengambil lokasi di Kabupaten Cirebon. Harapan dari persiapan lokasi ini adalah masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan pelaksanaan KKM. Tahapan selanjutnya yaitu survei ke lokasi yang telah ditentukan oleh panitia pelaksanaan KKM yang sebelumnya telah ada kesepakatan antara panitia KKM dengan pemerintah daerah setempat. Ini dimaksudkan untuk melihat langsung keadaan lokasi yang akan menjadi lokasi kegiatan KKM tersebut. Persiapan ini diawali dengan proses sosialisasi.
            Salah satu tahap dalam sosialisasi ialah penyusunan rencara kegiatan. Dalam rencana tersebut menyangkut pula kesepakatan mengenai:
1.   Tempat
      Biasanya masyarakat sendiri mengatur penyediaan tempat tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
      a. Luas tempatnya
      b. Tempat mudah dicapai untuk seluruh masyarakat dan fasilitator
2.   Waktu
Waktu pelaksanaan kajian pedesaan disepakati bersama masyarakat. Biasanya masyarakat tidak dapat mengikuti kegiatan sepanjang hari, karena harus melakukan aktifitasnya sehari-hari seperti ke sawah, ke kebun dan lainnya.
Posko kegiatan KKM kelompok kami adalah Desa Bojong wetan bertempat di salah satu rumah warga yang bernama Ibu Dauri tepat ditengah-tengah perumahan warga Desa Bojong wetan Kecamatan Jamblang  Kabupaten Cirebon. Dan difungsikan juga sebagai sekretariat umum, tempat pertemuan rutin yang kami lakukan setiap kali akan melaksanakan kegiatan KKM di Desa tersebut.
B.                SEJARAH DESA BOJONG WETAN
            Desa Bojongwetan merupakan salah satu desa yang terletak dikecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, nama bojong itu sendiri diambil dari nama seorang ulama yang merupakan salah satu anak dari Syekh Sarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati) yang bernama Syekh Jaya Lelana.
            Syekh Jaya Lelana semenjak kecil dititipkan kepada Syekh H. Abdul Mukhyi Pemijahan Tasikmalaya untuk mendapatkan pengajaran agama Islam, setelah dianggap cukup belajar  kepada Syekh H. Abdul Mukhyi, Syekh Jaya Lelana diperintahkan oleh gurunya untuk berkholwat di Bukit Bojong dan setelah itu beliau dijuluki Pangeran Bojong, setelah berkholawat di Bukit Bojong, beliau melanjutkan misi dakwahnya menyebarkan Islam kesuluruh pelosok Nusantara dan ditempat beliau singgah itulah tempat tersebut diberi nama Bojong.
            Setelah sekian lama berdakwah menyebarkan Islam keseluruh pelosok nusantara ada sekitar ± 240 daerah yang beliau singgahi kemudian beliau menetap disuatu daerah yang masyarakatnya masih awam dan sekarang daerah tersebut dinamai dengan Desa Bojongwetan kemudian di Desa Bojong tersebut beliau mendirikan sebuah pesantren dan beliau mempunyai murid yang bernama Raden Jaya Tama Putra Ki Martakusuma, dipesantren tersebut beliau menerima bermacam-macam orang yang penuh dengan dosa dan kesalahan untuk diajak kejalan yang benar, dan kemudian beliau dijuluki Ki Limbah yang artinya orang yang mampu menampung siapa saja untuk bertaubat atau juga dijuluki Buyut Kemasan.




C.                Pembentukan Tim PAR dan Pelaksanaan Metode PAR
1.         Pembentukan TIM PAR
Pembentukan Tim PAR dan pembekalan Metode PAR dilakukan sebelum peserta KKM terjun ke lokasi, kegiatan workshop ini berlangsung selama satu hari yang bertempat di kampus STAIC. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperlancar kegiatan KKM dilokasi dimana peserta KKM akan melakukan penelitian.
Pembentukan tim fasilitator dilakukan untuk pelaksanaan program ditempat KKM. Hal-hal yang dikaji dalam persiapan tim adalah sebagai berukut :
1.      Menentukan informasi yang akan dikaji. Setelah diputuskan informasi apa yang akan dikaji, tim fasilitator harus mengumpulkam data yang relevan, dan berkualitas.
2.      Menentukan tekhnik PAR yang ingin dipakai. Teknik yang digunakan untuk memulai proses kajian meliputi pemetaan desa, transektoral, diagram venn, kalender musiman serta alur sejarah
3.       Menentukan dan menyediakan bahan pendukung dan media, seperti kertas, spidol, dan bahan-bahan lainnya.
4.      Pembagian tugas dalam tim, sehingga anggota tim memiliki tanggung jawab   atau agar tidak saling mengandalkan. Tugas-tugas tim diantaranya sebagai pemandu diskusi, pemerhati proses, pencatat proses dan penerjemah apabila ada mahasiswa yang kurang memahami bahasa daerah.
Adapun metode yang kami jalankan selama melaksanakan KKM adalah memahami apa yang terjadi, melakukan bersama masyarakat dan mengadakan perubahan bersama masyarakat.
2.         Pelaksanaan Metode PAR
      PAR atau pengkajian desa secara partisipatif mempunyai sejumlah teknik untuk mengumpulkan data dan membahas data. Teknik ini berguna untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara lain meliputi:
  1. Secandary Data Review
SDR merupakan cara mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan maupun belum diterbitkan.
  1. Direct Observation
Direct Observation adalah kegiatan observasi langsung pada object tertentu, kejadian, proses, hubungan-hubungan masyarakat kemudian masyarakatnya.
  1. Semi Structured Interviewing
Teknik ini adalah wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang hanya merupakan panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan.
  1. Focus Group Discussion (collective meeting)
Teknik ini merupakan diskusi antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal yang bersifat khusus secara lebih mendalam.
  1. Preference Ranking and Scoring
Adalah teknik untuk menentukan secara cepat problem-problem utama dan pilihan-pilihan masyarakat.
  1. Social Mapping
Teknik ini adalah sebuah cara untuk membuar gambar kondisi sosial ekonomi masyarakat.
  1. Transect
Merupakan teknik penggalian informasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu.
  1. Seasonal Calender
Merupakan penelusuran kegiatan musiman tentang keadaan dan permasalahan yang berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat.
  1. Timeline
Adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian  dari suatu waktu sampai keadaan sekarang dengan persepsi orang setempat.
  1. Venn Diagram
Adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat.
  1. Trend and Change
Adalah teknik untuk mengungkapkan kecenderungan dan perubahan yang terjadai di masyarakat dan daerahnya dalam jangka waktu tertentu.
  1. Daily Routine
Merupakan teknik berupa usaha bersama membuat diagram yang menggambarkan kegiatan sehari-hari dari anggota masyarakat.
D.                Hasil Pengkajian Data Sekunder
  1. Luas Desa
Luas Desa Bojong wetan 187,656 Ha yang terbagi dalam :
    1. Tanah sawah 148,284 Ha,
    2. Tanah Kering ( Pemukiman)   : 28,745 Ha.
    3. Tanah Perkebunan       : 1,806 Ha
    4. Tanah Pekarangan       : 30,551 Ha
    5. Tanah Kuburan           : 1,806 Ha
    6. Tanah fasilitas umum dengan rincian sebagai berikut :
- Tanah bengkok                           : 27,250 Ha,
- Lapangan Olahraga                     :  -
- Tanah Titisara                             : 3,387Ha
- Perkantoran Pemerintah             : -
- Tempat Pemakaman Desa/Umum  : -
  1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Bojong wetan sebanyak 4929 jiwa dengan rincian 2539 jiwa adalah laki-laki dan 2390 jiwa adalah perempuan. Dengan jumlah Kepala Keluarga 626 KK. Berdasarkan hasil pengamatan melalui Trand and Change jumlah penduduk Desa Bojong wetan mengalami peningkatan yang rata-rata antara 5-10 % setiap tahunnya.
  1. Pendidikan
Jumlah penduduk Desa Bojongwetan terdapat warga yang belum sekolah, tidak pernah duduk di bangku sekolah, yang putus sekolah SD berjumlah 90 orang, lulusan SD sederajat berjumlah 677 orang, lulusan SLTP sederajat berjumlah 927 orang, lulusan SLTA sederajat berjumlah 770 orang dan perguruan tinggi berjumlah 7 orang, dan tamat S-2/sederajat berjumlah 3 orang.
  1. Sarana Dan Prasarana
a.  Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Bojong wetan diantaranya yaitu pendidikan sekolah dasar (SD), Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA). Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat, Taman Kanak-kanak (TK), sekolah menengah akhir (SMA) dan yang sederajat di Desa Bojongwetan  tidak ada.
b.   Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang terdapat pada Desa Bojong wetan Kecamatan Jamblang berdasarkan observasi lapangan terdapat 1 buah masjid  dan 9 buah musholla.
c.   Sarana Transportasi
Sarana tarnsportasi Desa Bojong wetan mayoritas mengunakan  angkot dan kendaraan-kendaran pribadi seperti sepeda, motor, dan mobil. Adapun untuk jalan umum masyarakat Desa Bojongwetan yang sekarang dalam keadaan bagus.


d.   Sarana Pemerintahan
Kantor pemerintahan Desa berupa kantor Desa (Balai Desa). Kondisi Kantor Pemerintahan Desa Bojong wetan dalam keadaan baik, yang membuat kinerja pegawai Desa dalam melayani masyarakat begitu optimal.
e.   Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Bojongwetan adalah Bidan Desa yang terdapat di RW 01 dekat dengan balai desa  Selain itu sering diadakan kegiatan POSYANDU di Balai Desa dan per RW.
  1. Tokoh Masyarakat Yang Berpengaruh
1.      Bapak Tarja’i
2.      Bapak Bakhrudin
3.      Bapak  Barnaji
4.      Bapak H. Rasyid
5.      Bapak Ust. Rojiun
6.      Bapak Nasir
7.      Ibu Fuji Astuti
8.      Bapak H. Taryono Gufron
9.      Bapak H. Ma’nun Waluyo
10.  Bapak H. Tauhid Purwanto
D.        Alur Kegiatan Awal sampai Akhir
Alur kegiatan penulis mulai dari silaturahmi (sosialisasi)  dengan tokoh-tokoh masyarakat Desa Bojongwetan Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, kemudian dilanjutkan dengan teknik-teknik PAR antara lain : Pemetaan (Maaping), untuk mengetahui gambaran batas wilayah Desa Bojongwetan, kemudian Transektoral untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di Desa Bojongwetan, Diagram Venn untuk mengetahui hubungan kelembagaan di masyarakat, Daily Routines Dan Tred and Change untuk mengetahui perubaan dari berbagai keadaan dan kegiatan dari waktu-kewaktu,  Time Line untuk mengetahui kejadian yang pernah dialami di Desa Bojongwetan.
Dari teknik-teknik PAR ini telah ditemukan dari beberapa masalah yang ada di Desa Bojongwetan seperti jalan rusak, sistem drainase yang kurang baik, tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS), tidak berfungsinya irigasi, lahan bukan milik sendiri, masih kurangnya penerangan jalan umum, kurang kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan, ditemukanya balita penderita Gizi buruk dan gizi kurang yang diakibatkan kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya kesehatan bagi anak-anaknya.
Sesuai dengan aturan yang ada, dari banyak masalah yang ada maka dari salah satu yang telah ditemukan ditengah-tengah masyarakat yaitu MENINGKATKAN POTENSI GENERASI MUDA DI DESA BOJONGWETAN MELALUI IMPLEMENTASI BIMBINGAN BELAJAR DAN KEAGAMAAN












BAB III
PELAKSANAAN PENGKAJIAN WILAYAH


A.    Proses Kegiatan di Lapangan

Minggu Pertama
Pada kesempatan ini kelompok mengadakan sosialisasi dengan perangkat desa dan masyarakat. Momen tersebut sekaligus digunakan sebagai wahana penyampaian visi dan misi KKM. Disamping itu, pada kesempatan ini juga kelompok melakukan  pengamatan terhadap papan administrasi desa, seperti halnya peta lokasi desa, struktur perangkat desa, dan lain-lain. Pada kesempatan minggu pertama ini kelompok juga melakukan mapping, transectoral, time line, dan lainnya.

Minggu Kedua
Untuk mengetahui kondisi keseluruhan Desa kelompok pun melakukan penulusuran wilayah desa, kegiatan penulusuran ini diawali dari areal pemukiman warga, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penulusuran jalan, sawah, tegalan, serta sungai. Setelah selesai dilakukanya penulusuran wilayah tersebut maka kelompok menemukan beragam masalah yang akan diangkat dalam lokakarya Tingkat Kecamatan. Dari berbagai masalah tersebut diangkat satu masalah yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Pendidikan Keagamaan dalam pembentukan karakter yang akhlakulkarimah pada generasi muda di Desa Bojongwetan.

Minggu Ketiga
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat, Tim/ Kelompok pun berhasil merangkum masalah-masalah yang ada di desa yang perlu mendapat perhatian. Masalah-masalah yang ditemui dilapangan beragam, baik mengenai masalah pendidikan, sosial, keagamaan, peternakan, perkebunan, jalan rusak, kesehatan, lingkungan, irigasi. Pada tahap ini kelompok mulai merespon permasalahan-permasalahan yang ada diantaranya kendala pendidikan di sektor non formal yaitu kurangnya kesadaran masyarakat dalam  memahami tentang pentingnya pendidikan agama Islam khusnya di DTA sehingga masyarakat desa Bojongwetan belum memotivasi anak-anaknya untuk sekolah di DTA. Di samping itu pula kami pun melakukan kegiatan dengan cara memberikan BIMBEL (bimbingan belajar) yang bertujuan untuk mengarahkan pentingnya pendidikan agama islam diusia dini. Disamping mengadakan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya Pendidikan Agama Islam dan mengadakan Bimbel, kelompok pun melibatkan diri dalam kegiatan Pengajian rutin di masjid atau musholla-musholla di Desa Bojongwetan dengan pembacaan kitab Al-Barzanji dan Yasinan.
Permasalahan yang ditemukan pada minggu ini semakin komplek. Dalam bidang keagamaan misalnya kurangnya sarana dan prasarana di Madrasah Diniyah dan kurangnya tenaga pengajar di MD tersebut. Sehingga penulis berusaha memotivasi masyarakat/ orang tua anak akan pentingnya pendidikan keagamaan di Madrasah Diniyah bagi anaknya juga membantu menjadi tenaga pengajar di MD tersebut.
B.     Kesulitan-Kesulitan Yang Dihadapi
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam melakukan Aksi nyata dilapangan demi meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran industri perkebunan dalam peningkatan ekonomi keluarga pedesaan adalah :
a.       Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan keagamaan atau formal.
b.      Minimnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan
c.       Kurangnya respon masyarakat karena faktor pekerjaan
d.      Kurang antusiasnya sebagian masyarakat Desa Bojong wetan terhadap kegiatan penyuluhan.
e.       Keterbatasan dana untuk membiayai kegiatan.
f.       Sulitnya menyamakan persepsi masyarakat dalam memecahkan suatu masalah.


BAB IV
TEMUAN-TEMUAN



            Dari hasil penelitian dilapangan selama kurang lebih 31 hari, begitu banyak temuan yang penyusun dapatkan, hal tersebut mengidikasikan keberagaman dari masyarakat Desa Bojongwetan. Temuan-temuan tersebut meliputi :
A.        Peta wilayah
            Desa Bojongwetan merupakan salah satu desa dari 8 desa yang ada di Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. Desa ini memiliki luas tanah 98,82 Ha dengan jumlah penduduk 2172 jiwa, dengan rincian 1125 orang laki-laki, 1047 orang perempuan. secara geografis dan yuridis desa ini dibatasi dengan wilayah sebagai berikut :
  1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bojong Lor Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon
  2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pekantingan Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon
  3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bangodua Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon
  4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Wangunharja Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon
Desa Bulak terdiri dari 3 Dusun, dengan rincian sebagai berikut :
  1. Dusun Satu terdiri dari 1 RW dan 3 RT
  2. Dusun Dua terdiri dari 2 RW dan 4 RT
  3. Dusun Tiga terdiri dari 4 RW dan
B.        Ekonomi
            Perekonomian masyarakat Desa Bojong didominasi oleh, petani, Pedagang, Peternak, PNS, dan Pengrajin industri. Perekonomian  masyarakat Desa Bojong wetan cukup baik.
C.        Kesehatan
            Dalam bidang kesahatan, temuan yang dapat penyusun sampaikan adalah kurangnya kesadaran warga akan kebersihan lingkungan, limbah-limbah rumah tangga yang di buang ke sungai, sistem drainase yang kurang memadai, masih ada warga yang tidak mempunyai MCK, penempatan tempat pembuangan sampah sementara dan kandang ternak yang dekat dengan pemukiman, puskesmas yang jaraknya lumayan jauh membuat masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk pelayanan kesehatan.
D.        Pendidikan
            Secara umum masyarakat Desa Bojongwetan sudah mengerti akan pentingnya pendidikan, tapi karena tuntutan hidup yang memaksa mereka untuk bekerja mencari makan mereka harus rela mengesampingkan pendidikan anak-anak mereka sehingga banyak anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Dan mayoritas pendididkan mereka hanya sampai SMP dan SMA.
E.        Keagamaan
            Banyak kegiatan keagamaan hanya saja masyarakat Desa Bojongwetan kurang menyadari akan pentingnya agama sebagai kontrol sosial, apalagi terhadap Madrasah Diniyah (MD). Anak-anak banyak yang tidak sekolah di Madrasah Diniyah dikerenakan kurangnya perhatian orang tua dan kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan keagamaan bagi anak-anaknya, juga kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di MD dan para pemuda kurang aktif dalam kegiatan-kegiatan keagaman. Dalam kegiatan keagamaan hanya di dominasi ibu-ibu dan orang tua.
F.         Sosial Dan Budaya
            Dalam bidang sosial, budaya gotong royong masih kuat di pertahankan oleh masyarakat Desa Bojongwetan, peringatan hari-hari besar, marhabanan, dan lain-lain. Ada beberapa kegatan sosial dan budaya diantaranya:
a.      Muludan
Sebagaimana muslim pada umumnya, di Desa Bojongwetan ada tradisi yang namanya muludan, khususnya pada bulan Robi’ul Awal dengan pembacaan kitab Al-Barzanji yang dilaksanakan pada malam hari setelah sholat Isya’. Sedangkan pada siang harinya biasanya bertempat di masjid atau musholla-musholla dan bagi warga yang rumahnya ingin ditempati biasanya melalui konfirmasi panitia.
b.      Tahlilan
Mayoritas muslim di Desa Bojongwetan adalah penganut NU sehingga ada tradisi yang namanya “Tahlilan” (tujuh hari, empat puluh, seratus) yang biasa dilakukan ketika ada orang yang meninggal
c.    Nujuh bulanan
Nujuh bulanan merupakan adat istidat yang dilakukan masyarakat ketika ada salah satu anggota keluarga hamil berusia tujuh bulan. Maksud dan tujuannya yaitu agar anak yang akan lahir serta ibunya selamat dalam proses melahirkan.
Adapun caranya, yaitu dengan memandikan orang yang sedang hamil tujuh bulan dengan air yang di campur kembang tujuh rupa.
d.  Cara pemakaman.
 pada masyarakat bojong wetan masih menggunakan istilah buka tutup tanah yang bertujuan untuk awal dari penguburan jenazah dalam bentuk sesajen (tumpeng,nasi uduk,bekakak ayam)
e.    Muput bayi
Muput bayi biasanya dilakukan masyarakat ketikat bayi baru lahir dalam jangka wakyu 40 hari. Maksud dan tujuannya muput bayi yaitu untuk menyelamatkan bayi dari gangguan roh halus dengan cara membagikan makanan setempat (bancakan) serta penyaweran uang receh (surak) bentuk kebahagiaan dari shohibul hajat.
f.     Yasinan
Setiap malam jumat diadakan yasinan di masjid, maksud dan tujuannya sebagai mengirim do’a untuk warga yang telah meninggal.
g.    Makaman
Diadakan makaman di bulan-bulan tertentu satu tahun sekali bergilir dari makam ke makam desa tersebut pada setiap jum’at siang. Maksud dan tujuannya untuk mengirim do’a kepada keluarga yang telah meninggal. Setiap warga biasanya  membikin besek untuk disodaqohkan kepada jamaah tahlil.






























BAB V
ANALISIS MASALAH


A.        Masalah Utama
            Masalah utama yang berkembang di masyarakat, khususnya di bidang Peningkatan ekonomi keluarga pedesaan dalam peran industri perkebunan yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya meningkatkan ekonomi keluarga pedesaan. Salah satu indikatornya yaitu kurangnya pengetahuan tentang mengolah hasil perkebunan jambu biji sehingga Masyarakat tidak ada yang mengetahui akan manfaat dari buah jambu biji diantaranya untuk mencegah dan mengobati sariawan dan waktu yang luang yang ada digunakan oleh ibu-ibu hanya untuk ngerumpi ataupun nonton TV. Kurangnya pengetahuan tentang manfaat dai buah jambu biji disebabkan karena banyaknya masyarakat yang berpendidikan masih rendah.
B.        Masalah Lanjutan
            Masalah utama yang berkembang di mayarakat tersebut tentu memiliki efek atau dampak yang negatif di bidang peningkatan ekonomi keluarga pedesaan, misalnya dibidang peningkatan produksi perkebunan, baik dalam jangka waktu pendek ataupun dalam jangka waktu panjang.
            Masalah lainnya yang mungkin muncul yaitu kenakalan remaja. Karena anak-anak hanya di bekali ilmu ilmu pengetahuan umum dari sekolah dan tidak dibekali ilmu pengetahuan keagamaan sejak usia dini misalnya tentang bagaimana etika atau akhlak yang terpuji baik terhadap orang tua, teman, ataupun sesama mahluk hidup lainnya.
Bahkan karena kurangnya pemahaman agama sejak usia dini dan dampak dari kenakalan remaja tersebut dapat menimbulkan masalah yang lebih serius lagi misalnya kelak anak- anak setelah tumbuh dewasa dapat menimbulkan tingkat tindak kriminalitas semakin tinggi dan lebih-lebih pada pengkonsumsian obat-obatan terlarang (narkoba). Pendidikan menjadi kunci utama pembentukan kepribadian anak. Pertambahan usia anak memiliki konsekuensi pada perubahan proses pendidikan yang mereka terima. Oleh sebab itu, bertambah usia anak dan berubahnya perilaku mereka harus disertai pendidikan yang tepat sehingga memiliki kepribadian yang luhur. Pendidikan agama menempati posisi yang vital menyertai proses pendidikan anak. Kurangnya pendidikan agama dapat memicu tindak kekerasan.
C.        Prioritas Program
            Program yang penting dilakukan peneliti dalam memecahkan masalah-masalah tersebut diatas menurut peneliti yaitu dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu tentang pentingnya peran industri perkebunan dalam peningkatan ekonomi keluarga pedesaan. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih akan pentingnya peningkatan ekonomi keluarga pedesaan untuk kesejahteraan masyarakat di Desa Bojong Wetan.
D.        Tingkat Kesiapan Masyarakat
Setelah melakukan penyuluhan dan wawancara akan pentingya peran industri perkebunan dalam peningkatan ekonomi keluarga pedesaan, partisipan meyimpulkan bahwa tingkat kesiapan masyarakat Desa Bojong wetan untuk menuju suatu perubahan kearah yang lebih baik dirasakan sangat kurang terbukti kurang memahami akan pentingnya peningkatan produksi perkebunan. Terdapat berbagai alasan yang melatar belakangi hal tersebut, diantaranya yaitu kesibukan masyarakat dan kurang pemahaman masayarakat tentang peran industri perkebunan.





BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
     Berdasarkan proses interaksi dan penggalian informasi antara Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKM) Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon dengan masyarakat Desa Bojong wetan, yang berlangsung selama beberapa minggu, terungkap bahwa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Bojongwetan di RW 01 mencakup lima permasalahan,  yakni pendidikan, perdagangan, kesehatan, pertanian, dan transportasi. Sedangkan masalah yang perlu diangkat dan menurut penulis lebih urgen dan relevan ialah dalam sektor pendidikan yakni kurang gairahnya orang tua dalam menyekolahkan anak sampai pada Perguruan Tinggi, yang pada umumnya hanya pasrah pada nasib.
     Pertama, permasalahan rendahnya tingkat perekonomian keluarga pada masyarakat yang berdampak sikap pasrah pada nasib untuk tidak melanjutkan sekolah. Kedua, SDM yang mampu membuka wawasan  dimana ternyata selain sekolah formal dan keren ada juga sekolah lain yaitu seperti sekolah kejar paket A, B dan seterusnya, dan diakui oleh pemerintah.
B.       Saran
     Ada beberapa saran-saran yang membangun yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan Desa Bojongwetan khususnya dalam bidang pendidikan:
1.      Minat dan motivasi sebagai dasar yang fundamental terhadap adanya perubahan, sehingga tinggi dan rendahnya minat dan motivasi terhadap pendidikan akan berdampak positif bagi masyarakat itu sendiri.
2.      Pada pihak pemerintah yang terkait hendaknya lebih memperhatikan masalah-masalah masyarakatnya.
3.      Adanya kekompakan dan keinginan untuk maju dari masyarakat, hal ini bisa menunjang terwujudnya perubahan kearah yang lebih baik.
4.      Hubungan antara Rw dan Rt diharapkan terjalin dengan harmonis.
5.      Masyarakat diharapkan sadar akan pentingnya pendidikan dan berasumsi positif tentang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman KKM Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon 2013

Bagikan

Jangan lewatkan

CONTOH LAPORAN KULIAH KERJA MAHASISWA (KKM)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

terimakasih